cerpenku


Penyesalan

Upaca kecil yang diselenggarakan keluargaku berlangsung dengan sangat lancar. Saat itu juga aku bertemu dengan seorang laki-laki yang pernah kulihat, hmm ketika itu ia datang ke acara yang diselenggarakan keluargaku. Aku bertemu denganya dijalan pintas yang sangat kecil, aku tidak menyangka ia bertanya padaku mengenai acara tersebut. Semuanya berlalu begtu saja, tanpa sadar aku sudah terpesona dengan laki-laki itu, laki-laki yang aku perkirakan ia sangat baik, polos kalem ya walaupun kulitnya agak hitam namun ia tetap menarik bagiku.
            Setiap ada upacara kecil didesaku aku selalu ingin ia datang, walaupun aku tidak dapat bicara dengannya, ya itu karna aku belum mengenalnya tapi setidaknya aku dapat bertemu dengannya aku sudah sangat bahagia. Namun aku tak tau mengapa setiap kali ku bertemu dengannya jantungku ini berdetak sangat kencang, apakah ini yang namanya cinta…??? Huh aku tak mengerti dengan ini semua. Setiap kita bertemu ia tidak pernah menyapaku, tapi aku sedikit lega aku dapat mencintainya walau hanya dalam hati saja.
            Oya sejak aku pertama kali melihatnya aku selalu bertanya pada tanteku tentang dia, ternyata dia adalah seorang anak piatu. Namun kini ia sudah diangkat oleh sepasang suami istri yang berkecukupan tapi mereka tidak memiliki anak. Dari cerita yang aku dengar ia ternyata bernama Andhika. Hmm nama yang kedengarannya cukup bagus bukan? He, he,he
            Semua berjalan dangan apa adanya, setelah sekian lama aku tidak bertemu dengannya, mungin sampai-sampai wajahnya pun aku tidak begitu ingat. Saat itu ada upacara yang rutin berjalan tiap tahun sekali. Dan aku melihatnya, laki-laki itu yang ku suka tapi entah kenapa aku merasa itu bukan Andhika. Laki-laki itu entah kenapa ia menatapku. Hingga puncak acara aku merasa terus disorot dengan handycam miliknya, lalu aku tersadar sejenak ternyata itu bukan Andhika, laki-laki itu orang lain. Hum… aku tak mempedulikannya tapi aku pikir-pikir aku sudah mengaguminya hanya sekejap karna ku menyangkanya Andikha. Malam itu Andhika datang keacara itu dari sana ku baru tau sisi buruknya, dia duduk tepat disampingku, saat itu jantungku berdetak sangat kencang. Tapi aku agaknya sedikit kecewa dengan kelakuannya ternyata ia adalah seorang perokok. Entah kenapa aku bisa menyukainya walau ia seorang perokok aku tetap tidak peduli.
            Dan acara yang sangat besar pun diselenggarakan oleh semua keluarga dekat. Acara ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan. Acara ini diselenggarakan tepat disamping rumahku. Semua berawal dari nol, dari mengukur tempat, membuat dapur dan keperluan lain hanya untuk sementara semua dilakukan oleh penyelenggara setiap hari. Setiap hari aku selalu menunggu kedatangan Andhika, setiap ia datang diam-diam aku mengintipnya dari kamar orangtuaku. Hum entah berapa kali itu berlangsung aku hingga tidak ingat dengan semua. Dan saat itu ia datang bersama teman-temannya, aku bertugas membantu ibu untuk memasak. Hmm betapa deg-degannya hati ini ketika melihatnya,,, ya maklum saja jika laki-laki berkumpul dan melihat wanita lewat pasti mereka akan menggodanya. Ya,ya, ya itu pula yang dilakukann oleh Andhika dan teman-temannya. Aku setidaknya merasa agak bangga dengan diriku, ternyata diriku menarik juga hingga bisa menarik pandangan kumpulan laki-laki itu. Setiap ia datang aku selalu berusaha melakukan seperti apa yang dilakukan wanita-wanita lain yaitu tebar pesona (haha narzis bnget sihhhh), tapi aku tidak terlalu suka melakukan itu karna aku sangat pemalu sekali.
            Persiapan demi persiapan berlangsung, saat itu aku baru saja pulang dari sekolahku. Didepan pintu rumahku ada seorang laki-laki bersama kakeknya sedang berbenah-benah. Aku lewat begitu saja didepannya, tapi entah kenapa dalam hatiku berkata bahwa laki-laki itu akan suka padaku, hehehe aku terlalu percaya diri ya… Tapi kata-kata itu benar-benar ada dalam hatiku. Beberapa hari kemudian kakak sepupuku Rangga datang kerumah untuk membantu. Dan ia memperkenalkan laki-laki yang ternyata aku lihat beberapa hari yang lalu. Lalu Rangga berkata, “ini Putra yang dulu sering main dirumah kita”. Putra tersenyum padaku dan sepertinya ia heran padaku, “jadi ini Tami” katanya. Aku pun hanya tersenyum dan semuanya berlalu begitu saja. Hmm katanya sih ia sudah dekat dengan keluargaku dulu, buktinya ia masih ingat dengan semua tanteku. Tapi aku benar-benar lupa padanya.
            Pagi itu Putra mengirim sms pada Rangga, namun Rangga tidak bisa membalasnya karna Rangga tidak memiliki pulsa. Rangga lalu menyuruhku untuk membalas smsnya dengan HPku. Aku sungguh gugup sampai-sampai aku tidak sadar telah mengirim sms dengan isi yang tidak karoan. Dan dari sana aku mengetahui no HP Putra. Putra itu sangat dekat dengan Rangga mereka selalu bersama. Bahkan Putra sudah dianggap seperti saudaranya sendiri.
            Acara pun dimulai dan Andhika datang dengan keluarganya. Saat ia datang aku selalu menatapnya diam-diam, seakan-akan aku tidak membiarkannya hilang dari pandanganku. Acara demi acara berjalan lancar, semua orang kini akan pergi ke pantai. Kami semua berjalan menuju jalan raya, aku ditemani oleh adik sepupuku namanya Yani dia adalah adiknya Rangga. Tanpa sengaja dibelakang kami Andhika dan Putra mengikuti. Ternyata mereka berdua saling kenal. Huh betapa deg-degan hati ini diikuti oleh dua laki-laki itu. Kami berempat terlarut dalam canda tanpa kami sadari. Putra bilang,  Andhika ingin tau no HPku, tapi eeh keburu sampai dijalan raya deh, mobil-mobilpun banyak menunggu untuk mengantarkan kita semua ke pantai karna prosesi acaranya akan berlangsung di pantai. Saat itu kami berpencar, kami menaiki mobil yang berbeda. Tidak diduga dipantai Rangga dan teman-temanya beserta Putra dan Andhika sudah ada disana sepertinya mereka sangat suka cita,  beberapa kali mereka sempat berfoto bersama. Aku tersenyum melihat mereka, aku tak tau dari mana awalnya tiba-tiba saja aku dan Andhika saling tatap-tatapan dan bermain mata. Hingga acara selesai semua itu terus berlanjut. Namu saat kami semua pulang entah kenapa aku tidak rela jika Andhika pergi. Saat pulang ia sempat menawariku untuk menaiki mobil yang ia naiki, tapi aku menolaknya. Andhika sudah tiba duluan di depan rumahku, seprtinya ia menungguku, hehehe aku jadi GR deh. Karna sudah agak petang jadi aku memutuskan untuk mandi, dan aku berfikir setelah mandi aku akan kembali melihat Andhika. Tapi sayangnya ternyata ia sudah pulang terlebih dahulu.
            Saking dekatnya keluarga Putra dengan keluargaku, membuat keluarga Putra akan pulang ke Lombokpun mereka berpamitan kepada semua keluargaku. Saat itu aku dan Rangga mengantar mereka ke depan gerbang dan mengatakan selamat jalan. Mereka kembali ke Lombok hanya sementara, karna acara itu belum berakhir. Beberapa minggu lagi acara itu akan dilanjutkan.
            Pagi itu aku bersekolah, maklum baru awal-awal sekolah jadi masih santai. Hp ku ketika itu dipakai oleh temanku untuk bermain game, tiba-tibah Hp ku bergetar. Aku tak tau ternyata Putra menelponku ku betapa terkejutnya diriku, aku sungguh sangat girang sekali. Padahal saat itu aku tidak memiliki pulsa, bergegas aku meminta sepupuku untuk mengirimi aku pulsa. Singkat cerita aku sudah lama smsan dengan Putra, kami sangat akrab dan dekat sekali, hingga aku tidak bisa tidur sebelum menelponnya. Entah kenapa hari itu ia tidak sms aku, hingga akhirnya kami tidak ada komunikasi lagi.
            Malam itu persembahyangan dilakukan setiap hari dilakukan, orang tua Andhika beserta Andhika datang. Hingga larut malam kami semua yang ada di tempat upacara ngobrol bersama, ayah angkat Andhika menceritakan semua tentang Andhika, semua kejelekannya. Saat itu ayah ku sedang ada disana dan aku bersama tanteku yang masih muda mengobrol sambil mendengarkan cerita ayah Andhika. Huh mungkin jika aku menjadi Andhika aku pasti sangat-sangat malu sekali. Aku tidak menyangka sama sekali dibalik wajahnya yang sangat kalem ternyata ia mempunyai sifat yang buruk. Mendengar cerita Ayah Andhika aku sangat benar-benar kecewa dalam hatikuaku bertekat ingin mengubahnya sedikit demi sedikit.
            Semua berjalan begitu cepat, malam selanjutnya Andhika dan kedua orang tua angkatnya datang kembali. Setelah kami semua selesai bersembahyang kami mengangkat sesajen-sesajen untuk dibawa ke mobil di tengah jalan kami berpapasan, Andhika meminta nomor Hpku tapi aku tidak memberikannya. Aku hanya menyampaikan salam dari Putra yang tertunda. Semua terjadi begitu singkat dan cepat berlalu, saat aku pulang kerumah untuk makan tidak menyangka adiku menanyakan no hpku, aha aku tau adikku disuruh oleh Andika maka dari itu aku langsung memberinya.
            Pagi itu aku dan tanteku sembahyang bersama dan tidak sengaja Andika ikut juga bersembahyang, huuh.. dasar cowok usil dia malahan membacakan no hpku keras-keras maklum agak sedikit caper soalnya ada banyak sepupunya sih. Pulang dari sembahyang aku dan tanteku menyempatkan diri untuk singgah di sebuah warung bakso, hmmm enak banget.. eh tak ku sangaka hp ku bergetar, ku lihat ternyata misedcall dari no yang tidak ku kenal sebelumnya. Huuuh ku kira itu Andika eeh malah itu Dwi teman SMP ku. Hmm mungkin ku terlalu berharap Andika menelponku.
            Selang beberapa hari setelah kejadian itu, ada telpon dari private number saat malam iti padahal aku sedang makan mie bersama tanteku. Ternyata telpon itu beneran asli dari Andika, huh betapa sungguh terkejutnya aku. Kami mengobrol ditelpon cukup lama, itu pertamakalinya kami bicara panjang lebar. Hingga akhirnya iya mengutarakan perasaannya padaku, aku gugup, terkajut, tak menyangka eh tunggu dulu nyangka dikit sih.. ternyata ia suka padaku, entah kenapa aku langsung menerimanya tanpa berpikir panjang. Ini nantinya menjadi penyesalan yang sangat besar. Itu tepat pada bulan Agustus tanggal 21 tahun 2008. Hmm tidak menyangka wanita sejelek aku bisa punya pacar juga. Ya kami pacaran  selayaknya orang pacaran.
            Saat itu Putra sudah datang kembali tapi sepertinya dia agak sedikit cuek padaku aku tak tau apa penyebabnya. Bahkan iya tidak menyapaku sama sekali, betapa sedihnya hatiku, dulu kami begitu dekat, dalam hatiku aku bertanya-tanya “apa yang membuatnya seperti itu?”. Ternyata menurut cerita yang aku dengar dia sudah mengetahui aku sudah berpacaran dengan Andhika, mungkin dia marah dan cemburu kali ya. He, he, he
            Singkat cerita hubunganku dengan Andhika sudah berakhir, hubungan kami bertahan selama 1 tahun 10 bulan yang kami jalani dengan sembunyi-sembunyi. Karena hubungan kami tidak ada yang menyetujuinya maka kami putus,  keluargaku sangat membencinya karena kelakuanya yang tidak baik dan satu alasan yang sangat kuat adalah karena orang tua kandungya dulu tidak cocok dengan kakeku. Semua keluargaku menentang hubungan kami. Bibiku berkata bahwa jika aku berpacaran dengan Putra pasti semua akan setuju. Tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur, kini Putra sudah berpacaran dengan sepupu Andhika dan mereka pacaran sampai sekarang. Hmmm penyesalan selalu datang terlambat.

0 komentar:

Posting Komentar